1.250 ekor sapi betina di Kab. Magelang Siap Bunting melalui Kegiatan GBIB dan Ganrep


Created At : 2015-08-13 03:01:47 Oleh : Dispeterikan Berita Terkait Tugas dan Fungsi Dibaca : 883


 Sampai dengan hari ini Selasa,11/8/2015, telah terseleksi 894 sapi betina dari target kegiatan GBIB sebesar 1.250 ekor sapi betina. Capaian kegiatan GBIB 894 akseptor (sapi betina terseleksi), artinya bahwa 894 sapi tersebut telah digertak birahi (PGF2 5ml) kemudian 3 hari setelah gertak tersebut dilakukan inseminasi buatan. Sedangkan Penanganan Gangguan Reproduksi telah dilakukan terhadap 647 ekor sapi betina dari target 2.420 ekor sapi betina. Besaran capaian target kegiatan GBIB dan penanganan Ganrep ini ditentukan oleh Pemerintah Pusat dengan melihat besaran populasi pada masing-masing daerah.

     Sapi betina terseleksi berarti sapi betina terpilih yang dapat digertak birahi yang kemudian di kawin suntik atau Inseminasi Buatan, dari sejumlah akseptor sapi betina di kabupaten Magelang. Perlu diketahui bahwa gertak birahi adalah memberikan perlakuan hormonal (PGF2alpha 5ml) sehingga sapi betina birahi dan siap unuk dikawin suntik atau di inseminasi buatan. Sapi betina terpilih inilah yang disebut dengan akseptor. Akseptor ini yang nantinya akan beranak atau menghasilkan sapi anakan.


 
 

    Program Gerakan Nasional Penyerentakan Birahi dan Inseminasi Buatan (GBIB) merupakan rangkaian kegiatan seleksi aseptor, penyerentakan birahi dan inseminasi buatan disusul kemudian dengan pemeriksaan kebuntingan yang dilakukan beriringan dengan kegiatan penanganan Gangguan Reproduksi (Gangrep). Program ini merupakan salah satu upaya peningkatan akseptor melaului intensifikasi Inseminasi Buatan dan Sinkronisasi Birahi dan kawin alam serta embrio transfer yang akan menghasilkan kebuntingan dan kelahiran pedet untuk menambah populasi ternak sapi dan kerbau.

     Pencanangan kegiatan ini telah dilaksanaan pada hari Rabu tanggal 24 Juni 2015 di Desa Kapuhan Kec. Sawangan utnuk wilayah Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Magelang dipilih karena merupakan salah satu penyumbang populasi ternak sapi dan kerbau terbanyak di wilayah Propinsi Jawa Tengah. Dalam acara ini hadir Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah Ir. Agus Wariyanto, S.IP, MM atas nama Gubernur Jawa Tengah sekaligus meresmikan secara simbolis, pejabat Pemda Kab. Magelang, Direktur Kesehatan Hewan, Direktur Budidaya Ternak, Kepala Balai Besar Veteriner Wates Yogyakarta, Kepala Balai Besar Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBTUHPT) Baturaden Purwokerto, Perguruan Tinggi UGM Yogyakarta dan Para Kepala Dinas yang membidangi Fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan se-eks Karesidenan Kedu. 

     Melalui kegiatan GBIB dan GANREP ini bertujuan untuk ; memperbaiki dan menyembuhkan gangguan reproduksi  pada sapi/kerbau betina produktif   yang mengalami gangguan reproduksi sehingga  siap dilakukan Inseminasi Buatan atau Sinkronisasi Birahi; meningkatkan jumlah dan kualitas sapi/kerbau betina produktif sebagai akseptor IB sehingga dapat mengoptimalkan pelaksanaan inseminasi buatan yang akan menghasilkan kebuntingan dan kelahiran pedet untuk menambah populasi dan produktifitas ternak; mengefektifkan kinerja pemeriksaan reproduksi; dan menjawab issu potensi betina produktif 2 juta ekor (aspek program).

     Sedangkan sasaran kegiatan ini adalah; Sapi/Kerbau betina produktif milik masyarakat   yang tidak bisa bunting karena mengalami gangguan reproduksi untuk dilakukan penanggulangan gangguan reproduksi serta penyembuhan agar siap dilakukan IB atau kawin alam untuk dapat menghasilkan kebuntingan dan kelahiran pedet; Sapi/Kerbau betina produktif milik masyarakat  yang tidak bisa bunting karena mengalami gangguan reproduksi yang bersifat genetic atau permanen serta tidak dapat disembuhkan  dan didiagnosa majir maka disarankan untuk diafkir sebagai indukan.

     Bersamaan dengan kegiatan GBIB dilaksanakan penanganan gangguan reproduksi. Gangguan reproduksi pada sapi betina merupakan adanya kelainan, kerusakan, ketidakmampuan organ-organ reproduksi sapi betina baik permanen maupun non permanen. Tujuan utama penanganan gangguan reproduksi agar kesehatan reproduksi sapi betina dapat berfungsi dengan baik sehingga sapi betina dapat menghasilan anak dengan efektif dan efisien. Contoh gangguan reproduksi sapi betina yang umum terjadi di masyarakat antara lain : kawin berulang, birahi tenang, tidak berfungsinya uterus dan kelainan-kelainan lain disebabkan karena kekurangan nutrisi, penanganan IB yang salah dan sapi pasca melahirkan. Penanganan dilakukan setelah sapi/akseptor didiagnosa dan dirunut riwayat kalainannya. Dari diagnosa tersebut dilakukan pananganan antara lain : injeksi vitamin ADE, Injeksi GnRh, infusi antibiotik dan pemberian mineral.

     Kelainan umum reproduksi yang terjadi di wilayah Kab. Magelang adalah kelainan pasca melahirkan (post partus) yaitu sapi betina tidak segera birahi setelah melahirkan. Kelainan yang lain adalah kawin berulang  dan hipofungsi ovarium yang disebabkan karena tidak terpenuhinya nutrisi sapi induk betina.

     Sasaran wilayah kegiatan GBIB dan Ganrep meliputi seluruh kecamatan di Kab. Magelang khususnya kecamatan-kecamatan yang merupakan kantong populasi sapi betina. Beberapa kecamatan yang merupakan kantong-kantong populasi sapi betina terbanyak adalah Kecamatan Sawangan, Candimulyo, Grabag, Borobudur, Tegalrejo, Ngluwar, Pakis, Windusari, Srumbung, Kajoran dan Dukun.

  

     Kegiatan GBIB dan Ganrep ini harus berakhir pada akhir bulan September, yang kemudian dilakukan kegiatan lanjutan yaitu pelaksanaan pemeriksaan kebuntingan untuk GBIB. Pada  kegiatan penanganan Ganrep dilaksanakan pemeriksaan lanjutan hasil penanganan gangguan reproduksi pertama, sampai pada akhirnya memastikan bahwa sapi betina tertangani bisa birahi dan siap bereproduksi.








   
GALERI FOTO

Agenda

Tidak ada acara