DIGITALISASI PENGELOLAAN PERIKANAN BUDIDAYA KABUPATEN MAGELANG


Created At : 2016-07-30 04:57:01 Oleh : Arif Budi Wibowo, S.Pi, M.Si (Pengawas Perikanan Bid. Budidaya) Berita Terkait Tugas dan Fungsi Dibaca : 792


 PERIKANAN BUDIDAYA tumpuhan masyarakat dunia sebagai pemasok bahan pangan asal ikan di masa depan. Pernyataan tersebut bukan tanpa alasan. Kecenderungan peningkatan angka konsumsi ikan perkapita masyarakat dimasa – masa mendatang. Sebagai salah satu indikatornya adalah berupa pergesaran kesukaan konsumsi daging dari red meats beralih ke white meats mengalami kecenderungan meningkat pada setiap tahunnya dan meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan. Masyarakat menilai bahwa daging ikan lebih sehat dibandingkan dengan jenis daging asal hewan ternak lainnya. Meski saat ini konsumsi ikan lebih banyak dipasok oleh ikan laut, namun produksi perikanan budidaya dimasa mendatang akan mendahului produksi perikanan tangkap. Mengapa demikian ? produksi perikanan tangkap akan mengalami penurunan akibat overfishing. 
 " Unit Pembenihan Rakyat "
  
      
       Perkembangan teknologi penangkapan yang semakin effisien sehingga ikan yang tertangkap semakin meningkat setiap tahunnya, yang berati laju penangkap juga cenderung magalami peningakatan. Kondisi ini biasanya berbading terbalik dengan laju penambahan/rekruitment stock yang lebih lambat. Kontradiksi inilah yang menyebabkan dimasa mendatang produksi perikanan tangkap cenderung mengalami stagnasi atau yang lebih buruk lagi akan mengalami penurunan. Pertambahan jumlah penduduk dunia dan peningkatan preferensi masyarakat akan daging ikan yang tentunya menyebabkan permintaan daging asal ikan akan semakin tinggi pula. Disaat perikanan tangkap sudah tidak lagi bisa memenuhi permintaan akan ikan, perhatian akan tertuju pada perikanan budidaya.

       Perikanan budidaya seperti disebutkan dalam Undang – undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang – Undang Nomor 31 Tahun 2004 Tetang Perikanan adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan, dan/atau membiakkan ikan serta memanen hasilnya dalam lingkungan yang terkontrol, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah, dan/atau mengawetkannya. Berdasarkan pengertian yang disebutkan dalam undang – undang, kesempatan dan kemungkinan perikanan budidaya dalam pemenuhan permintaan penduduk akan daging asal ikan lebih besar dibandingkan dengan perikanan tangkap. Jadi benar bahwa dimasa mendatang perikanan budidaya akan menjadi tumpuhan masyarakat sebagai pemasok bahan pangan sumber protein.


 
 "Budidaya ikan lele SIstem Bioflog"
 " Kolam budidaya ikan milik Pokdakan Kab. Magelang"

Perikanan Budidaya Kabupaten Magelang

       Kabupaten Magelang secara geografis merupakan sebuah wilayah yang mempunyai karakteristik yang unik dan istimewa. Keunikan wilayah yang berada pada 1100 01’51” – 1100 26’28” BT dan 7 0 19’ 13” – 7 0 42’6” LS dengan luas wilayah sekitar 108,575 hektar ini  terletak  pada keberadaan lima gunung yang mengelilinginya. Dibagian timur terdapat Gunung Merbabu, Gunung Merapi, dan Gunung Andong. Dibagian barat terdapat Gunung Sumbing, dan dibagian barat daya terdapat rangkaian bukit menoreh. Posisi geografis wilayah yang berada di cekungan sejumlah rangkaian pegunungan, Kabupaten Magelang memiliki keunggulan komporatif dibandingkan dengan daerah lain diwilayah Jawa Tengah. Sektor perikanan budidaya salah satunya. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa kegiatan sektor perikanan budidaya membutuhkan dukungan sumberdaya air sebagai unsur utama. Dan Kabupaten Magelang karena posisi geografisnya dilihat secara hidrogeologis memiliki kelimpahan sumberdaya air yang tinggi. Berdasarkan data statistik Dinas Peternakan dan Perikanan, di wilayah Kabupaten Magelang terdapat 128 titik mata air. Selain itu keberadaan dua buah sungai besar yakni sungai Elo dan Progo yang melintas melewati Kabupaten Magelang menambah tingginya kelimpahan sumberdaya air yang bisa digunakan untuk kegiatan perikanan budidaya. Akan tetapi sangat disayangkan perkembangan sektor perikanan budidaya Kabupaten Magelang menurut pendapat penulis belum terlalu menggembirakan dan mengalami stagnasi. Bahkan tertinggal dengan daerah – daerah yang pada awalnya “belajar” perikanan di Kabupaten Magelang, seperti Banjarnegara dan Sleman.
       Salah satu penyebab kekurangoptimalnya pembangunan sektor perikanan dan sifatnya mendasar adalah basis data yang belum tergarap dengan baik. Ada beberapa alasan kenapa basis data sektor perikanan belum tergarap dengan baik. Pertama kecukupan sumberdaya manusia baik secara kualitas maupun kuantitas terkait dengan pengumpul dan pengolah data perikanan. Karakter pelaku sektor perikanan budidaya yang sering berganti – ganti komoditas membuat pemutahiran data komoditas maupun produksi sering menjadi kendala dengan kurangnya sumberdaya manusia ditingkat pengumpul data. Kedua belum ada seksi khusus yang menangani dan mengolah data, kalaupun ada masih dirangkap dengan tugas lain. Ketiga Pengelolaan data yang ada masih bersifat konvensional dan analog.
       Program pembangunan berbagai sektor dengan menggunakan basis data yang terkelola dengan baik, output maupun outcome program yang hendak dicapai akan lebih mudah tercapai. Berkaitan dengan permasalahan pembangunan perikanan yang muncul kepermukaan seperti tertulis di atas solusi yang ditawarkan penulis adalah berupa digitalisasi pembangunan perikanan.  Istilah Digitalisasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai proses pemberian  atau pemakaian sistem digital. Menerut pengertian beberapa ahli, digitalisasi informasi adalah proses mengubah berbagai informasi, kabar, atau berita dari format analog menjadi format digital sehingga lebih mudah untuk diproduksi, disimpan, dikelola, dan didistribusikan. Berdasarkan pengertian seperti tersebut di atas, beberapa manfaat yang dapat diperoleh dengan digitalisasi informasi adalah sebagai berikut : mudah untuk dicari, ditelusuri, diakses dan digunakan sesuai dengan kebutuhan pengguna, mudah untuk diproduksi, dikirim, diterima, disaring, diperbaharui berdasarkan kemampuan pengguna, format penulisan dan isi pesan yang dikirim sama dengan format penulisan dan isi pesan yang diterima, tidak terhambat oleh jarak yang jauh, perbedaan bahasa dan perbedaan waktu, pengiriman dan penerimaan pesan sangat cepat dan murah, mudah untuk disimpan dan diolah sehingga tidak memerlukan ruang penyimpanan yang besar, dan mudah diaplikasikan dalam berbagai media karena format isi dari informasi digital akan sama, antara device yang satu dengan device yang lainnya  (http://id.m.wikipedia.org/wiki/Digitalisasi_Informasi).
       Dengan melihat manfaat yang dapat diperoleh dari proses digitasi informasi, pengelolaan basis data perikanan khususnya di Kabupaten Magelang yang memiliki potensi perikanan yang cukup melimpah, sudah seharusnya dan selayaknya mempraktekkan pengelolaan data berformat digital. Hal ini tidak hanya menjawab persoalan kurangnya sumberdaya manusia pengelola data akan tetapi sekaligus bisa menjawab persoalan yang berkaitan dengan kecepatan dan keakuratan data. Bentuk yang dapat diaplikasikan dapat berupa pengelolaan perikanan berbasis aplikasi atau pun pengelolaan perikanan berbasis web. Pada era digital sekarang ini bentuk teknologi informasi tersebut sudah tidak asing lagi bagi masyarakat sehingga introduksi pengelolaan perikanan berbasis aplikasi maupun web akan lebih mudah tercapai. Kita tunggu pengelolaan sektor perikanan Kabupaten Magelang bisa dilakukan hanya didepan layar atau bahkan dalam genggaman tangan. Bravo Perikanan Kabupaten Magelang.
GALERI FOTO

Agenda

Tidak ada acara