Memilih Bibit Ternak Unggas


Created At : 2018-11-29 00:00:00 Oleh : ZAKIA ULFA, SP,M.Eng Berita Utama Dibaca : 10620

Beternak adalah salah satu mata pencaharian tertua yang pernah ditekuni oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia selain berburu.   Beternak juga merupakan salah satu mata pencaharian yang dilakukan oleh para Nabi dan termuat dalam kitab suci agama samawi.  Sejarah beternak sama dengan sejarah yang  sudah dilalui manusia itu sendiri di bumi.  Ilmu peternakan pun sudah berkembang pesat seiring berkembangnya sejarah manusia di muka bumi ini.   Dalam perkembangannya keberhasilan beternak dipengaruhi beberapa faktor antara lain pemilihan bibit ternak.  Dalam ilmu peternakan dikenal istilah judging yaitu penilaian tingkatan ternak dengan beberapa karakteristik penting untuk tujuan tertentu secara subjektif. Judging terdiri atas tiga langkah yaitu, penilaian melalui kecermatan pandangan (visual), penilaian melalui kecermatan perabaan (palpasi), dan penilaian melalui pengukuran tubuh. Kadang-kadang judging dilakukan untuk melakukan penggolongan ternak berdasarkan kelasnya masing-masing. Ternak untuk bibit sebaiknya dipilih pada waktu masih muda, paling tidak seumur pasca sapih, sehingga masih ada waktu untuk pemeliharaan yang ditujukan sebagai bibit. Seleksi bibit jantan biasanya lebih diutamakan karena jantan mempunyai keturunan lebih banyak daripada ternak betina. Selain sifat-sifat produksi, faktor kesehatan harus diperhatikan, faktor ini erat kaitannya dengan kemampuan reproduksi. Secara umum ternak calon bibit tidak cacat, kaki lurus dan tegak, lincah, dan tidak pernah terserang penyakit yang berbahaya. Pertumbuhan kelamin harus normal, kondisi tubuh tidak terlalu gemuk atau kurus.

Memilih ternak unggul untuk tujuan produksi berbeda dengan untuk tujuan bibit.

Berbeda dengan ternak besar dalam pemilihan bibit unggas khususnya ayam perlu dilakukan dengan seksama.  Seiring perkembangan jaman dan pemahaman akan kesehatan akhir-akhir ini maka permintaan ayam kampung semakin meningkat dari waktu ke waktu.   Pemahaman bahwa ayam kampung lebih sehat dibandingkan dengan ayam pedaging yang dianggap lebih sedikit terpapar bahan kimia dalam budidayanya.   Banyaknya bibit ayam kampung dipasaran harus membuat Anda bekerja keras memilah ayam kampung mana yang baik untuk bisnis peternakan Anda. Nah, untuk menemukan bibit yang unggul, Anda dapat melihat beberapa ciri ayam kampung unggulan.  Bentuk tubuhnya DOC yang utuh dan sehat. Hal ini dapat diketahui dengan tidak adanya kecacatan di bagian kaki, leher, sayap, dan lain sebagainya. Dengan memilih bibit yang berbodi baik tersebut, Anda tidak akan merugi ketika bibit tersebut besar karena akan memiliki harga jual yang lebih tinggi.  Otot yang kuat dan gempal pada bagian dada dan paha. Bagian tersebut merupakan bagian yang membuktikan bahwa bibit ayam tersebut tangguh dan kuat. Tulang yang kuat membuat bibit ayam ini akan bertahan hidup lama.  Memiliki susunan bulu yang teratur dan memiliki mata cerah dengan pandangan mata yang tajam dapat membuktikan bahwa bibit ini sehat dan unggul.   Memiliki ukuran badan sedang sehingga dapat melakukan gerakan gesit. Jika dipegang, bibit ayam kampung ini akan berontak. Untuk indukan jantan, jenggernya berwarna cerah, kepala yang kokoh, dan bentuk paruh pendek, kuat dan tajam. Selain judging dalam istilah peternakan juga dikenal sexing yaitu pemilihan bibit berdasarkan jenis kelamin.  Meski terdengar sederhana namun dalam pelaksanaannya sexing pada unggas bisa dibilang gampang-gampang susah.   Tentu saja ini di perlukan keahliaan khusus, dan ketepatan menentukan jantan betina sangat tergantung kepada ketrampilan pelaksana Sexing itu. Keahlian ini hanya dapat dimiliki seseorang apabila fisiknya cukup baik ampuh, terutama ketajaman daya penglihatan matanya dan kelemasan kelenturan pegangan tangannya dan telah mendapatkan latihan- latihan yang terarah, tekun dan bertanggungjawab dengan menggunakan ribuan bahkan puluhan ribu DOC  saat berlatih Sexing.


GALERI FOTO

Agenda

Tidak ada acara