Beternak adalah salah satu mata pencaharian
tertua yang pernah ditekuni oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia
selain berburu. Beternak juga merupakan
salah satu mata pencaharian yang dilakukan oleh para Nabi dan termuat dalam
kitab suci agama samawi. Sejarah beternak
sama dengan sejarah yang sudah dilalui
manusia itu sendiri di bumi. Ilmu peternakan
pun sudah berkembang pesat seiring berkembangnya sejarah manusia di muka bumi
ini. Dalam perkembangannya keberhasilan
beternak dipengaruhi beberapa faktor antara lain pemilihan bibit ternak. Dalam ilmu peternakan dikenal istilah judging
yaitu penilaian tingkatan ternak dengan beberapa karakteristik penting untuk
tujuan tertentu secara subjektif. Judging terdiri atas tiga langkah yaitu,
penilaian melalui kecermatan pandangan (visual), penilaian melalui kecermatan
perabaan (palpasi), dan penilaian melalui pengukuran tubuh. Kadang-kadang
judging dilakukan untuk melakukan penggolongan ternak berdasarkan kelasnya
masing-masing. Ternak untuk bibit sebaiknya dipilih pada waktu masih muda,
paling tidak seumur pasca sapih, sehingga masih ada waktu untuk pemeliharaan
yang ditujukan sebagai bibit. Seleksi bibit jantan biasanya lebih diutamakan
karena jantan mempunyai keturunan lebih banyak daripada ternak betina. Selain
sifat-sifat produksi, faktor kesehatan harus diperhatikan, faktor ini erat
kaitannya dengan kemampuan reproduksi. Secara umum ternak calon bibit tidak
cacat, kaki lurus dan tegak, lincah, dan tidak pernah terserang penyakit yang
berbahaya. Pertumbuhan kelamin harus normal, kondisi tubuh tidak terlalu gemuk
atau kurus.
Memilih ternak
unggul untuk tujuan produksi berbeda dengan untuk tujuan bibit.


Berbeda
dengan ternak besar dalam pemilihan bibit unggas khususnya ayam perlu dilakukan
dengan seksama. Seiring perkembangan
jaman dan pemahaman akan kesehatan akhir-akhir ini maka permintaan ayam kampung
semakin meningkat dari waktu ke waktu.
Pemahaman bahwa ayam kampung lebih sehat dibandingkan dengan ayam pedaging
yang dianggap lebih sedikit terpapar bahan kimia dalam budidayanya. Banyaknya bibit ayam kampung dipasaran harus
membuat Anda bekerja keras memilah ayam kampung mana yang baik untuk bisnis
peternakan Anda. Nah, untuk menemukan bibit yang unggul, Anda dapat melihat
beberapa ciri ayam kampung unggulan.
Bentuk tubuhnya DOC yang utuh dan sehat. Hal ini dapat diketahui dengan
tidak adanya kecacatan di bagian kaki, leher, sayap, dan lain sebagainya.
Dengan memilih bibit yang berbodi baik tersebut, Anda tidak akan merugi ketika
bibit tersebut besar karena akan memiliki harga jual yang lebih tinggi. Otot yang kuat dan gempal pada bagian dada
dan paha. Bagian tersebut merupakan bagian yang membuktikan bahwa bibit ayam
tersebut tangguh dan kuat. Tulang yang kuat membuat bibit ayam ini akan
bertahan hidup lama. Memiliki susunan
bulu yang teratur dan memiliki mata cerah dengan pandangan mata yang tajam
dapat membuktikan bahwa bibit ini sehat dan unggul. Memiliki ukuran badan sedang sehingga dapat
melakukan gerakan gesit. Jika dipegang, bibit ayam kampung ini akan berontak.
Untuk indukan jantan, jenggernya berwarna cerah, kepala yang kokoh, dan bentuk
paruh pendek, kuat dan tajam. Selain judging dalam istilah peternakan juga
dikenal sexing yaitu pemilihan bibit berdasarkan jenis kelamin. Meski terdengar sederhana namun dalam
pelaksanaannya sexing pada unggas bisa dibilang gampang-gampang susah. Tentu saja ini di perlukan keahliaan khusus,
dan ketepatan menentukan jantan betina sangat tergantung kepada ketrampilan
pelaksana Sexing itu. Keahlian ini hanya dapat dimiliki seseorang apabila
fisiknya cukup baik ampuh, terutama ketajaman daya penglihatan matanya dan
kelemasan kelenturan pegangan tangannya dan telah mendapatkan latihan- latihan
yang terarah, tekun dan bertanggungjawab dengan menggunakan ribuan bahkan
puluhan ribu DOC saat berlatih Sexing.