TITIK KRITIS INSEMINASI BUATAN


Created At : 2021-12-31 00:00:00 Oleh : ZAKIA ULFAH, S.Pt. M.Eng Artikel Dibaca : 5260

Sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan populasi ternak, Inseminasi Buatan menjadi sebuah upaya yang cukup populer di kalangan masyarakat peternakan.   Inseminasi Buatan adalah sebuah proses memasukkan semen beku (Spermatozoa) yang telah dicairkan yang berasal dari ternak jantan unggul ke-dalam saluran alat reproduksi betina dengan bantuan alat Inseminasi. Upaya tersebut bertujuan untuk meningkatkan mutu genetik anak yang dihasilkan oleh ternak tersebut.  Inseminasi Buatan sangat bermanfaat untuk peternak karena menekan biaya produksi.  Hal tersebut disebabkan dengan Inseminasi Buatan maka peternak tidak perlu menyediakan pejanatan unggul sebagai upaya untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas ternak yang akan dihasilkan.   Selain itu peternak dapat mengatur jarak perkawinan serta mencegah kawin sedarah.  Selain itu juga bisa mencegah penularan penyakit dan mencegah kecelakaan ternak akibat perkawinan alam.   Namun demikian Inseminasi Buatan juga memiliki kelemahan dan titik-titik kritis dalam aplikasinya.   Beberapa titik kritis dalam pelaksanaan Inseminasi Buatan adalah sebagai berikut :

1.       1. Peternak

Pada umumnya ternak di Indonesia dipelihara oleh peternak secara tradisional dan bukan sebagai mata pencaharian utama.   Kualitas SDM peternak di Indonesia juga terbilang cukup rendah, sehingga pemanfaatan teknologi dan pengetahuan peternak tentang teknologi peternakan juga sangat terbatas. Hal tersebut tentunya berpengaruh terhadap keberhasilan peternak dalam menjalankan usaha peternakannya.  Terkait dengan teknologi Inseminasi Buatan, pengetahuan peternak sangat berpengaruh dalam keberhasilan pelaksananya. Peternak yang tidak memiliki pengetahuan yang cukup dalam pengamatan birahi ternak akan menyebabkan kegagalan Inseminasi Buatan.  Berahi atau estrus atau heat, adalah sebuah periode dimana ternak betina siap menerima kehadiran ternak jantan, kawin, atau dengan kata lain dara atau betina sudah aktif aktivitas seksualitasnya. Lamanya waktu siklus berahi dari seekor hewan dihitung dari mulai munculnya berahi, sampai munculnya berahi lagi pada periode berikutnya.

Sapi yang normal mengalami birahi pertama antara umur 1,5 – 2 tahun, namun di lapangan banyak juga ditemukan sapi betina yang mengalami birahi pertama pada umur diatas 2 tahun. Lambatnya terlihat gejala birahi dapat merugikan peternak dari segi waktu, tenaga dan materi. Keterlambatan tersebut selain disebabkan oleh faktor genetik umumnya disebabkan oleh kualitas pakan yang rendah yang disediakan oleh peternak.  Tanda-tanda birahi pada ternak sapi umumnya disingkat dengan 3A (Abang, Aboh, Anget), 2B (Bengak Bengok) dan 1 C (Clingkrak clingkrik).  Namun demikian ternyata tidak semua ternak menunjukan tanda-tanda yang nyata atau disebut dengan ‘Silent Heat’.  Jika tanda-tanda birahi sudah muncul maka peternak harus segera melapor kepada petugas Inseminasi Buatan (Inseminator) agar tidak terlewat waktu yang tepat dalam pelaksanaan Inseminasi Buatan.   Berikut acuan waktu yang tepat dalam melaksanakan Inseminasi Buatan:

 

 

2.       2. Ternak

Pemilihan ternak yang sehat dan unggul tentu akan mendukung keberhasilan Inseminasi Buatan.  Memilih bibit ternak yang unggul itu gampang-gampang susah.   Namun dengan seiring berjalannya waktu tentu seorang peternak akan semakin paham dalam memilih bibit ternak yang unggul.   Yang utama pemilihan Bibit ternak betina harus sehat, bebas dari segala cacat fisik dan juga bebas cacat reproduksi.  Lebih mudah lagi dalam memilih ternak bibit adalah ternak yang sudah memiliki SKLB (Surat Keterangan Layak Bibit) yang dikeluarkan oleh Dinas setempat.   SKLB dikeluarkan oleh Dinas untuk menjamin ternak tersebut adalah ternak unggul yang memenuhi berbagai kriteria sebagai ternak bibit. 


 3.      3. Petugas Inseminator

Dalam mengaplikasikan Inseminasi Buatan seorang Inseminator harus sesuai dengan Standard Operasional dan Prosedur yang berlaku.   Berikut adalah bagan SOP Inseminasi Buatan yang berlaku di Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magelang:




GALERI FOTO

Agenda

Tidak ada acara